Kamis, 24 Juli 2014

Sosok yang Hilang di Hari Raya

Aku ini manusia pra-dewasa yang entah sampai kapan akan seperti itu.
Aku belum bisa, bahkan mungkin tak pernah bisa berhenti menanti libur panjang untuk sekedar sampaikan senyum yang beratus hari tersimpan untukmu.
                       
Semua tak ada yang berubah, aku masih selalu menantimu di 5/6 malam, ditempat pertama aku bertemu denganmu. Selustrum silam aku hanya mengagumimu, karna yang ada dibenakku kamu adalah sosok “TNI” sungguh aku tak paham apa yang membuat rohaniku jatuh hati pada semua makhluk Tuhan yang berstatus tentara dan setaranya.

Dahulu, saat aku belum mengenal apa itu rindu, sayang, ataupun cinta.
Untuk malu pun aku tak kuasa, ditempat biasa, dengan polosnya aku menunggumu lalu memandangimu yang melewatiku, seketika kamu tersenyum sembari menganggukkan kepalamu “andai aku tinggal disini, pasti aku mengenalmu” tak terhitung berapa kali kalimat serupa terucap setiap senyummu sampai kepadaku.

Aku tak sangka, rencana Tuhan sungguh indah. Takdirkan kita saling mengenal, bahkan
dekat, walaupun nyatanya kita terpisah oleh ribuan kilometer.
Kenapa kita harus menjadi korban sebuah jarak, kak?

Bertemu denganmu sungguh kebahagiaan yang tiada tandingannya, rindu yang hampir membusuk di kotaku ini, akhirnya bertemu ruh idamannya.
Aku bahagia mengenalmu, kamu kakakku, kamu sahabatku, kamu penyemangatku, dan aku merindukanmu.
Liburan kali ini kita tak bisa bertemu kak, maaf.
Aku menulis ini, karena tak ada lagi yang bisa sampaikan sebanyak apa rinduku, sebesar apa kecewaku, sesedih apa perasaanku tak bisa merayakan Hari Raya bersamamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar