Aku ingin menjadi bola
Yang selalu kau genggam dengan jemarimu
Yang dapat membuat lengkungan bibirmu terbentuk indah
Sehingga sorotan aura kebahagiaan terpancar jelas
Itu…
Satu bait puisi yang bawa gue melangkah maju ke depan
kelas tanggal 1 oktober 2013
Sebait pusi yang membuat Bu Neulis –guru bahasa
Indonesia— tiba-tiba panggil nama gue pertama
Sebait puisi yang jadi sebab gue di panggil penyair kelas
Dan
huruf yang belum berhasil temukan kawannya.
Tiga menit, waktu yang gue buang untuk susun huruf demi
huruf dalam otak gue sampai menjadi kata, lalu gue masih harus kerja keras
untuk menjadikannya kalimat. Gue gagal, semua ngga akan punya makna kalo hati
ngga ikut andil.
“waktu kalian semenit lagi” suara wanita itu pecahkan
kesunyian kelas.
Gue berusaha tenang waktu denger kalimat itu, disitu gue
bingung apa yang harus gue tulis.
Tiba-tiba, otot-otot juga saraf bagian atas gue menggerakan
kepala ini, tepat mengarah kepada azimuth
45derajat dengan utara adalah papan tulis dalam kelas gue, mata gue dengan
cepat sampaikan data yang dia dapat ke otak gue, iya sebuah lapangan basket,
dan seketika datang bayangan cowo di tengah-tengah banyaknya kata yang masih
harus gue susun. Cowo itu dalam sekejap berhasil buat hati, otak, tangan, dan
mata gue saling berkomunikasi dengan baik, mereka bekerja cepat.
Cowo itu, kebiasaannya selepas bel pulang berbunyi &
disetiap ada waktu luang, bola basket, suara tawa. Itu data utama yang berhasil
gue dapet. Gatau kenapa dengan mudah gue bisa pisahkan dan satukan jutaan kata
dalam otak gue, ya, sampai akhirnya tersusun deh sebait puisi, dalam satu
menit.
Makasih untuk satu menit lo hadir dalam otak gue
Makasih banyak, udah bantu selesein tugas gue :-)
Gue sebenernya nulis ginian mau iseng bikin puisi, ini
kali pertama gue buat puisi tentang cinta =)) maaf kalo jelek haha, sebenernya
bukan gue banget sih, kalo lebay juga tapi da gimana lagi atuh yah-,-“ yang
penting dari hati :’)
ini buat lo..
Dec’20, 2013 9:17 PM
Dalam dingin yang menusuk-nusuk tulang
Tanpa hebohnya suara air yang jatuh dari langit
Ditemani bayang diriku yang tergambar dalam cermin
Aku merindukanmu
Heranku semakin menjadi
Kenapa kuat ini tak memudar kala ingat dirimu
Kenapa ikhlas ikuti langkahku dan pertahankanmu
Kenapa Tuhan jaga hatiku untukmu
Gelap, begitulah aungan jiwaku
Tak ada satupun yang sampaikan cahaya padaku
Jiwaku terus mencari-cari cahaya itu
Dan tak henti pinta pada sang pencipta
Cahaya yang sudah pasti kan rubah cerita hidupku
Cahaya…
Tolong datang..
Bantu aku telusuri jalan hidupku
Tuk sampai pada banyaknya bahagia yang menanti ragaku
Di tempat pendambaan semua jiwa yang bernasib sepertiku
Saat ini..
Jiwa dan do’aku semakin berseteru
Aku lelah Tuhan
Engkau pemilik sifat “yaa mu’akhir”
Tolong akhiri kisah ini
Tolong beritahu dia
Dia sang pemilik cahaya itu
Tuk bersedia tuntun aku
Pada tempat berkumpulnya bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar